Thursday, October 18, 2007

Apa Sebenarnya NLP

Apa Sebenarnya NLP
Oleh : Zulfikar




NLP atau disebut dengan (Neuro Linguistic Programming) saat ini sedang menjadi trend pengembangan SDM di Indonesia. Beberapa sumber menyatakan mempelajari NLP mirip dengan mempelajari manual otak manusia, terkadang disebut sebagai “people skill technology”, atau disebut juga “psychology of excellence”. Intinya adalah mengetahui bagaimana cara kerja otak agar seseorang bisa menjadi tuan atasnya, bukan menjadi budaknya. Sedangkan para pengagas NLP sendiri merumuskan NLP sebagai “The study of subjective experience”.

Neuro merujuk pada otak / pikiran, bagaimana kita mengorganisasikan kehidupan mental kita. Linguistic adalah mengenai bahasa, bagaimana kita menggunakan bahasa untuk mencipta makna dan pengaruhnya pada kehidupan kita. Programming adalah mengenai urutan proses mental yang berpengaruh atas perilaku dalam mencapai tujuan tertentu, dan bagaimana melakukan modifikasi atas proses mental itu.


Sejarah dimulai ketika seorang ahli Mathematika / Computer Programming (Dr. Richard Bandler) dan seorang Profesor Linguistik (Dr. John Grinder) mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang teramat sukses di bidangnya.

Bandler ingin menjawab sebuah pertanyaan mendasar: mengapa (dalam bidang yang sama) seseorang bisa sukses sementara yang lain tidak? Bandler dan Grinder dengan penelitian yang intens mereka kemudian membuahkan sebuah model perilaku sukses yang bisa ditransfer/ditiru oleh orang-orang yang tidak sukses.

Perilaku seseorang, dalam hal ini adalah perilaku sukses, sangat ditentukan oleh syaraf otaknya (neuro) dalam memogram diri (otak) atau mempersepsikan diri terhadap setiap stimulus dari luar. Dengan bantuan bahasa, otak mampu merumuskan setiap bentuk perilaku sukses. Dengan bahasa pula, otak akan membuat sebuah program perilaku sukses: dari soal sikap positif meniru atau menduplikasi, hingga tindakan nyata. Oleh karenanya disebut Neuro-lingusistic Programming. Contoh, bila Anda menerima stimulus dari luar –cerita seorang sukses misalnya—kemudian Anda tertarik dan otak Anda segera membuat program diri untuk menirunya, dan membuat sejumlah program-program sukses, maka yang demikian disebut neuro-linguistic programming (NLP).

Dengan kata lain, NLP adalah bicara soal bagaiman syaraf otak (neuro) membuat suatu program perilaku tertentu (modelling) yang disebut internal programming dan bagaimana program itu dapat ekspresikan dalam bentuk perilaku yang disebut behavioural success.

Aktifitas otak pada dasarnya adalah aktifitas mencatat, merekam dan mengolah seluruh informasi yang diterima dari lingkungannya melalui panca indra. Kehebatan otak adalah merekam apa saja yang kita dengar, lihat, dan rasakan baik secara sadar atu pun tidak sadar. Otak sadar Anda (maaf) saat ini sedang konsentrasi membaca artikel ini, tetapi tanpa disadari otak Anda (dalam waktu bersamaan) juga mencatat segala peristiwa di sekitar Anda (mungkin deru mobil bila Anda membaca di jalan, mungkin udara dingin bila Anda membaca di ruang ber-AC). Dengan demikian, tak terhingga jumlahnya berapa milyar informasi yang tercatat dan terekam sejak masih orok hingga saat ini di dalam pikiran Anda. Semua rekaman peristiwa itu tersimpan di otak bawah sadar (unconsiuous mind). Semua itu adalah potensi yang tak ternilai harganya.

Kekayaan yang tersimpan dalam otak itu tidak ada manfaatnya kalau sang otak sendiri tidak mau dan mampu membuat sebuah program perilaku sukses. Dasar kerja otak kita adalah menunggu sang pemiliknya (Anda sendiri) untuk membuatkan sebuah program yang menurut Anda dapat tercapai dan cocok (ekologis). Siapa yang menyuruh otak Anda? Tidak lain adalah “intinya” otak yakni otak spiritual (SQ). Maka dalam Islam di kenal dangan kata-kata “semua tergantung niatnya”.

NLP sebenarnya adalah membantu mereka yang menginginkan sebuah paket besar kehidupan yang disebut neurological programm agar apa yang tersimpan di dalam otak (neuro) bisa didayagunakan sedemikian rupa sehingga dirinya berkembang. Di sinilah letaknya, orang sukses dan belum sukses. Orang sukses sudah terbiasa memogram dirinya, sementara orang belum sukses tidak tahu bagaimana caranya. NLP diciptakan untuk membantu mereka yang ingin sukses.

Saat ini penggunaan NLP meluas dibebagai bidang. Diantaranya untuk pengembangan SDM, percepatan pembelajaran, bisnis, komunikasi efektif, dan hipnosis. Beberapa ahli NLP menganggap bahwa hipnis merupakan cara efektif untuk meogram ulang pikiran. Pengalaman menunjukkan mereka para pengguna NLP mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan “apa yang tersimpan di dalam otaknya”.
Salah satu prinsip kerja NLP adalah, pikiran bukan benda mati yang tidak bisa didaur ulang; pikiran adalah sesuatu yang lentur, yang bisa dibentuk menurut pemiliknya. Asalkan, si pemilik setuju untuk itu. Dan hampir semua orang setuju untuk itu. Mana orangnya yang tidak ingin pikirannya sehat, positif dan sukses?
Inti NLP adalah teknik membuang hambatan mental (pikiran), membuang virus-virus negatif pikiran, dan merekayasa ulang pikiran itu agar si pemilik tidak terjebak dalam sistem berpikir yang salah. Orang bilang, jangan sampai kita terjebak dalan suatu jargon salah kaprah. NLP tidak lain, membantu kita untuk membuang salah kaprah menjadi “benar kaprah”. Mengutip pendapat Jennie S.Bev1 dalam situ Pembelajar Com (Posting 24 Oktober, 2005), tentang salah kaprah.
“Keyakinan yang bersumber dari sumber-sumber yang salah kaprah, namun telah membentuk kepribadian seseorang sedemikian dalamnya sehingga re-setting mind sudah merupakan sesuatu yang almost impossible. Sebagai contoh, mind set bahwa seorang istri adalah seorang ‘dependent’ alias ‘yang tergantung’ sudah merupakan konsep yang kadaluwarsa. Ketergantungan emosional (sebagaimana pasangan suami istri dan sahabat karib) bukanlah justifikasi yang benar untuk segala hal”.
Salah kaprah yang demikian seorang manusia yang kebetulan statusnya istri hanya akan samapai pada determinasi sebagai berikut: Manusia => Wanita => Istri => Ibu.Nasib wanita hanya sampai seorang ibu yang dependent pada suaminya.
Bila pandangan salah kaprah ini dirubah minsetnya, melalui NLP maka hasilnya menjadi lain, nasibnya jauh lebih baik: Manusia => Wanita => Berkarir => Berkarir di PT XYZ => Manager => Punya Uang.
NLP dengan demikian akan banyak bicara bagaimana merubah mind-set yang membelenggu diri seseorang. Pertama melalui pengenalan siapa dirinya, ingin menjadi apa, dan bagaimana memanfaatkan potensinya dan belenggu mental apa yang menghambatnya. Lalu dengan kesadarannya, ia mampu memprogram ulang pikiran yang keliru alias salah kaprah.

NLP lantas dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan seluruh dunia, belakangan Anthony Robbins membuat merek sendiri, yakni NAC (Neuro Associations Conditioning). Barisan pelopor NLP lantas mulai mengibarkan sayapnya merambah dataran aplikasi di luar terapi. Ilmu memodel ini dikembangluaskan untuk memodel berbagai keunggulan manusia; antara lain untuk memodel keunggulan dari orang yang berprestasi unggul di bidang komunikator, olahraga / atlit, leadership, sales, pengajar, bisnisman, karyawan, penyanyi, meditasi, dan berbagai orang sukses lainnya.
Modelling dalam NLP memungkinkan untuk mempelajari dan menduplikasi keahlian seseorang. Aplikasi modelling ini sungguh tak terbatas, nyaris bisa dikatakan “Bila ada seseorang pernah melakukan sesuatu hal, maka dengan modelling kita juga dapat menduplikasi agar bisa melakukannya juga”.
Melalui NLP kita bisa melakukan “coding” suatu perilaku unggul manusia dan memetakannya dalam suatu pola-pola inti tertentu. Pola-pola inilah yang kemudian disusun ulang dengan urutan dan kombinasi tertentu akan menjadi model of excellence yang dengan mudah untuk diduplikasikan kepada orang lain.
Beberapa nama besar yang tercatat menggunakan ilmu NLP dalam meraih kesuksesannya adalah : Bill Clinton, Andre Agassi, Lady Di, dan Nelson Mandela, dan masih banyak lagi.



Read More......